Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu
Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu - Hallo sahabat Breaking News, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel cerpen,
Artikel cerpen indonesia, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu
link : Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu
Tadi siang aku tiba-tiba dapat inbox dari salah satu kawanku, dia menanyakan aktivitasku, sedang sibuk atau tidak. Aku jawab tidak sembari heran dalam benakku, ada apa ini kok tiba-tiba nanya tentangku. Setelah lama basa-basi chatingan, ternyata dia mau ngajak aku ketemuan, bilangnya mau makan-makan sih, tapi aku yang masih belum seratus persen yakin, menanyakan kembali ajakannya itu sembari gurau. Ternyata beneran dia mengundangku. Terlepas dari apa maksudnya aku langsung bilang siap datang tepat waktu, karena memang kebetulan hari ini aku tidak ada kegiatan.
janjiannya sekitar pukul 16.00, tapi sampainya di tempat sekitar pukul 16.30 karena jalanan menuju tempat pertemuan kami lumayan macet karena bersamaan dengan orang-orang menjual ikan segar di pinggir jalan pasar Tanjung ditambah lagi jalannya memang hanya cukup dua kendaraan roda empat yang berdempetan. Sesampainya di tempat aku yang nyampek duluan (hehe, maklum namanya juga di undang harus datang tepat waktu), akhirnya aku menunggunya di pinggir jalan sekitar kurang lebih sepuluh menit dan setelah itu dia datang dengan menggunakan sarung songket dan kopiyah warna hitam, ya kawanku ini seorang lora.
Setelah itu, aku dan kawanku langsung ke kasir. Eh, tapi sebelum itu markir motor dulu biar lebih aman karena akhir-akhir ini rawan sekali penculikan motor. Mbak-mbak kasirnya langsung menghidangkan senyum termanisnya saat aku dan kawanku berdiri di hadapannya sambil pempersilahkan untuk memilih menu makanan yang ada di resto itu, ya kami ketemuannya di resto atau warung makan Asela yang ada di kabupaten Sampang, tidak tahu persis daerahnya apa tapi yang pasti warung itu bersebelahan dengan kantor NU Camplong. Tidak berlama-lama aku dan kawanku langsung pesan makanan dan mencari tempat duduk yang nyaman dan enak untuk menyaksikan pemandangan sekitar, karena memang warung ini berada di atas lautan, eh maksudku di pinggir lautan tapi tidak tahu bahasa yang pas untuk menyebutnya apa. Intinya, memang yang menjadi gaya tarik orang-orang untuk berkunjung salah satunya adalah tempatnya yang cocok sekali untuk mengisi story whatsapp dan instagram.
Tidak lama setelah kami duduk, aku mengeluarkan rokok dari tas hitamku dan langsung menyulutnya tanpa menawarkan pada kawanku, karena memang kawanku tidak merokok, ets, tapi bukan berarti dia seperti orang-orang yang mengharamkan rokok ya. Aku memang sudah lama kenal dengan kawanku ini, pertama kali aku mengenalnya karena dia satu prodi denganku di Fakultas Tarbiyah, setelah itu kami sering dipertemukan di beberapa kesempatan, mulai dari ngurusi majalah prodi, jadi pengurus di HMPS Tadris Bahasa Indonesia selama dua periode, dan terakhir aku satu posko dengan dia waktu pelaksanaan PM2 di SMAN 2 Pamekasan, dan masih banyak sebetulnya kesempatan lainnya yang aku dengan kawanku ini sering melewatinya bersama-sama, salah satunya adalah pertemuan kali ini, ya, walaupun hanya sekedar ngobrol, makan-makan, tapi ini adalah sebuah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan karena terkadang untuk pendapatkan sebuah kesempatan walau sekedar bertemu itu sangat sulit, apalagi seperti kami yang sudah semester akhir, yang hampir semua waktu dihabiskan untuk penelitian, penyusunan skripsi, belum lagi mikir masa depan dan pertanyaan orang-orang tentang jodoh. Ya maklumlah, karena memang di daerahku khususnya kalau sudah seumuranku biasa sudah nikah.
Di sela-sela kami tertawa bareng, ngobrol asyik tentang masa-masa dulu waktu masih punya jam kuliah di kampus, tiba-tiba kawanku nyeletuk bicara tentang jodoh. Tapi aku tetap asyik dengan tawaku karena aku menganggap ini bagian dari guyonan kami selaku insan yang sama-sama jomblo. Namun, lambat laun aku perhatikan nada bicaranya seperti mulai serius, akhirnya aku diam sambil menghisap rokok. Aku coba perhatikan setiap kalimat yang keluar dari bicaranya, ingin tahu apa maksudnya kok tiba-tiba dia cerita tentang jodoh. Hampir sekitar dua menit dia bicara panjang lebar tentang jodoh, pada intinya ternyata dia mengalami kerumitan dalam hubungannya, dan kagetnya lagi aku baru tahu bahwa ternyata kawanku selama ini sudah tidak jomblo lagi. Aku baru tahu sekarang disaat hubungannya dengan doinya sudah mengalami masa rumit. Dalam hati aku memaklumi, karena dia masih pemeran baru jadi masih belum lincah dalam hal bersandiwara.
Ditengah suasana yang mulai gelap karena sudah hampir maghrib, aku mencoba menanggapi pembicaraan kawanku, ya walaupun aku belum pernah mengalami tapi tidak ada salahnya kan kalau aku berpendapat dari hasil pengamatan sehari-hari. Menurutku hubungan itu bukan sebatas ikatan antara laki-laki dan perempuan, tapi bagaimana dalam ikatan itu, satu sama lain mampu saling mencintai disetiap waktu, saling memahami dikala kerumitan datang, saling memaafkan ketika ada yang keliru, saling menerima semua kekurangan, saling melengkapi setiap kerenggangan, saling mengajari dikala ada yang tidak tahu, serta yang terpenting saling mendo'akan serta berprasangka baik apapun yang terjadi. Karena menurutku hubungan itu tidak bisa dicukupkan dengan romantis di atas meja-meja kafe atau sayang-sayangan lewat telfon sampai larut malam, tapi bagaimana hubungan itu di bangun sebagai tonggak penyemangat dikala mulai rapuh, sebagai obat pembangkit dikala langkah mulai lumpuh. Bukan malah sebaliknya, mengekang satu sama lain, mengatur semua kehendak tanpa ada kesepakatan bersama.
Melihat kawanku serius banget menyimak pembicaraanku, aku coba bumbui dengan tawa tipis-tipis agar suasana tak begitu tegang. Kemudian aku lanjutkan penjelasanku setelah menyeruput es teh yang sudah tinggal separuh gelas. Ini belum lagi menyangkut orang banyak, seperti keluarga, teman, kerabat dll. Hubungan sudah harus sedemikian. Kalau sudah menyangkut orang banyak aku tidak tahu banyak, karena aku tidak begitu sering ketemu dengan orang-orang yang sudah berkeluarga secara lansung, tapi yang jelas, masalah yang dihadapi pasti lebih berat dan lebih rumit lagi. Jadi, menurutku kalau cuma masalah tidak ngasih kabar seharian apalagi karena kartunya berada dalam masa tenggang dan tiba-tiba si doi marah sampai ngambeknya tiga hari tidak selesai. Berarti kamu tidak boleh jadi TNI atau pekerja lainnya yang punya tugas di luar, karena kamu harus ngasih kabar setiap saat pada doimu. Guyonku pada kawanku yang sedari tadi diam anteng memperhatikanku. Padahal apa yang aku katakan belum tentu benar, karena sekali lagi aku belum berpengalaman, hanya saja hasil merekam dari kejadian sekitar.
Aplikasi jadwal sholat di hpku tiba-tiba berbunyi menandakan waktu sholat maghrib sudah masuk. Tidak lama kemudian, di musala Asela juga mengumandangkan adzan, inginku sebetulnya mau sholat di Asela dan masih mau lanjut ngobrol, tapi kawanku sudah ngajak pulang karena dia punya tanggungan ngajar ngaji di rumahnya. Jadi mau tidak mau aku mengiyakannya dan beranjak dari tempat duduk kami. Tapi tenang, aku sudah sempat ngambil gambar tadi kok, jadi story whatsapp dan instagramku nanti akan terisi dan di beranda Facebook juga akan hadir.
Sesampainya di parkiran, seperti biasa kami ngambil motor dari parkiran dan pembayarnya dengan tarif 1000 rupiah per motor. Beda dengan parkiran acara tontonan di daerahku. Di daerahku jika ada tontonan dan itu penggemarnya banyak, maka tarif parkir semakin mahal, ada yang 2000-5000 rupiah per motor. Intinya tarif parkir mengikuti banyaknya penggemar di acara tersebut.
Tidak terasa, aku sudah sampai di kontrakan dengan selamat, alhamdulillah. Berharap dalam hati semoga Tuhan senantiasa memberkati setiap tingkah laku kami serta mengampuni segala dosa yang telah kami perbuat selama seharian suntuk.
Terakhir, teruntuk kawanku Lora, saya ucapkan terimakasih telah mengundangku dan mengisi sabtuku yang menjelang minggu.
Laden, 09 Februari 2020
Ket. Gambar: Area Warung Asela
#cerpen
Anda sekarang membaca artikel Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu dengan alamat link https://gpbn1.blogspot.com/2020/02/cerpensabtu-menjelang-minggu.html
Judul : Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu
link : Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu
Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu
Sabtu Menjelang MingguTadi siang aku tiba-tiba dapat inbox dari salah satu kawanku, dia menanyakan aktivitasku, sedang sibuk atau tidak. Aku jawab tidak sembari heran dalam benakku, ada apa ini kok tiba-tiba nanya tentangku. Setelah lama basa-basi chatingan, ternyata dia mau ngajak aku ketemuan, bilangnya mau makan-makan sih, tapi aku yang masih belum seratus persen yakin, menanyakan kembali ajakannya itu sembari gurau. Ternyata beneran dia mengundangku. Terlepas dari apa maksudnya aku langsung bilang siap datang tepat waktu, karena memang kebetulan hari ini aku tidak ada kegiatan.
janjiannya sekitar pukul 16.00, tapi sampainya di tempat sekitar pukul 16.30 karena jalanan menuju tempat pertemuan kami lumayan macet karena bersamaan dengan orang-orang menjual ikan segar di pinggir jalan pasar Tanjung ditambah lagi jalannya memang hanya cukup dua kendaraan roda empat yang berdempetan. Sesampainya di tempat aku yang nyampek duluan (hehe, maklum namanya juga di undang harus datang tepat waktu), akhirnya aku menunggunya di pinggir jalan sekitar kurang lebih sepuluh menit dan setelah itu dia datang dengan menggunakan sarung songket dan kopiyah warna hitam, ya kawanku ini seorang lora.
Setelah itu, aku dan kawanku langsung ke kasir. Eh, tapi sebelum itu markir motor dulu biar lebih aman karena akhir-akhir ini rawan sekali penculikan motor. Mbak-mbak kasirnya langsung menghidangkan senyum termanisnya saat aku dan kawanku berdiri di hadapannya sambil pempersilahkan untuk memilih menu makanan yang ada di resto itu, ya kami ketemuannya di resto atau warung makan Asela yang ada di kabupaten Sampang, tidak tahu persis daerahnya apa tapi yang pasti warung itu bersebelahan dengan kantor NU Camplong. Tidak berlama-lama aku dan kawanku langsung pesan makanan dan mencari tempat duduk yang nyaman dan enak untuk menyaksikan pemandangan sekitar, karena memang warung ini berada di atas lautan, eh maksudku di pinggir lautan tapi tidak tahu bahasa yang pas untuk menyebutnya apa. Intinya, memang yang menjadi gaya tarik orang-orang untuk berkunjung salah satunya adalah tempatnya yang cocok sekali untuk mengisi story whatsapp dan instagram.
Tidak lama setelah kami duduk, aku mengeluarkan rokok dari tas hitamku dan langsung menyulutnya tanpa menawarkan pada kawanku, karena memang kawanku tidak merokok, ets, tapi bukan berarti dia seperti orang-orang yang mengharamkan rokok ya. Aku memang sudah lama kenal dengan kawanku ini, pertama kali aku mengenalnya karena dia satu prodi denganku di Fakultas Tarbiyah, setelah itu kami sering dipertemukan di beberapa kesempatan, mulai dari ngurusi majalah prodi, jadi pengurus di HMPS Tadris Bahasa Indonesia selama dua periode, dan terakhir aku satu posko dengan dia waktu pelaksanaan PM2 di SMAN 2 Pamekasan, dan masih banyak sebetulnya kesempatan lainnya yang aku dengan kawanku ini sering melewatinya bersama-sama, salah satunya adalah pertemuan kali ini, ya, walaupun hanya sekedar ngobrol, makan-makan, tapi ini adalah sebuah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan karena terkadang untuk pendapatkan sebuah kesempatan walau sekedar bertemu itu sangat sulit, apalagi seperti kami yang sudah semester akhir, yang hampir semua waktu dihabiskan untuk penelitian, penyusunan skripsi, belum lagi mikir masa depan dan pertanyaan orang-orang tentang jodoh. Ya maklumlah, karena memang di daerahku khususnya kalau sudah seumuranku biasa sudah nikah.
Di sela-sela kami tertawa bareng, ngobrol asyik tentang masa-masa dulu waktu masih punya jam kuliah di kampus, tiba-tiba kawanku nyeletuk bicara tentang jodoh. Tapi aku tetap asyik dengan tawaku karena aku menganggap ini bagian dari guyonan kami selaku insan yang sama-sama jomblo. Namun, lambat laun aku perhatikan nada bicaranya seperti mulai serius, akhirnya aku diam sambil menghisap rokok. Aku coba perhatikan setiap kalimat yang keluar dari bicaranya, ingin tahu apa maksudnya kok tiba-tiba dia cerita tentang jodoh. Hampir sekitar dua menit dia bicara panjang lebar tentang jodoh, pada intinya ternyata dia mengalami kerumitan dalam hubungannya, dan kagetnya lagi aku baru tahu bahwa ternyata kawanku selama ini sudah tidak jomblo lagi. Aku baru tahu sekarang disaat hubungannya dengan doinya sudah mengalami masa rumit. Dalam hati aku memaklumi, karena dia masih pemeran baru jadi masih belum lincah dalam hal bersandiwara.
Ditengah suasana yang mulai gelap karena sudah hampir maghrib, aku mencoba menanggapi pembicaraan kawanku, ya walaupun aku belum pernah mengalami tapi tidak ada salahnya kan kalau aku berpendapat dari hasil pengamatan sehari-hari. Menurutku hubungan itu bukan sebatas ikatan antara laki-laki dan perempuan, tapi bagaimana dalam ikatan itu, satu sama lain mampu saling mencintai disetiap waktu, saling memahami dikala kerumitan datang, saling memaafkan ketika ada yang keliru, saling menerima semua kekurangan, saling melengkapi setiap kerenggangan, saling mengajari dikala ada yang tidak tahu, serta yang terpenting saling mendo'akan serta berprasangka baik apapun yang terjadi. Karena menurutku hubungan itu tidak bisa dicukupkan dengan romantis di atas meja-meja kafe atau sayang-sayangan lewat telfon sampai larut malam, tapi bagaimana hubungan itu di bangun sebagai tonggak penyemangat dikala mulai rapuh, sebagai obat pembangkit dikala langkah mulai lumpuh. Bukan malah sebaliknya, mengekang satu sama lain, mengatur semua kehendak tanpa ada kesepakatan bersama.
Melihat kawanku serius banget menyimak pembicaraanku, aku coba bumbui dengan tawa tipis-tipis agar suasana tak begitu tegang. Kemudian aku lanjutkan penjelasanku setelah menyeruput es teh yang sudah tinggal separuh gelas. Ini belum lagi menyangkut orang banyak, seperti keluarga, teman, kerabat dll. Hubungan sudah harus sedemikian. Kalau sudah menyangkut orang banyak aku tidak tahu banyak, karena aku tidak begitu sering ketemu dengan orang-orang yang sudah berkeluarga secara lansung, tapi yang jelas, masalah yang dihadapi pasti lebih berat dan lebih rumit lagi. Jadi, menurutku kalau cuma masalah tidak ngasih kabar seharian apalagi karena kartunya berada dalam masa tenggang dan tiba-tiba si doi marah sampai ngambeknya tiga hari tidak selesai. Berarti kamu tidak boleh jadi TNI atau pekerja lainnya yang punya tugas di luar, karena kamu harus ngasih kabar setiap saat pada doimu. Guyonku pada kawanku yang sedari tadi diam anteng memperhatikanku. Padahal apa yang aku katakan belum tentu benar, karena sekali lagi aku belum berpengalaman, hanya saja hasil merekam dari kejadian sekitar.
Aplikasi jadwal sholat di hpku tiba-tiba berbunyi menandakan waktu sholat maghrib sudah masuk. Tidak lama kemudian, di musala Asela juga mengumandangkan adzan, inginku sebetulnya mau sholat di Asela dan masih mau lanjut ngobrol, tapi kawanku sudah ngajak pulang karena dia punya tanggungan ngajar ngaji di rumahnya. Jadi mau tidak mau aku mengiyakannya dan beranjak dari tempat duduk kami. Tapi tenang, aku sudah sempat ngambil gambar tadi kok, jadi story whatsapp dan instagramku nanti akan terisi dan di beranda Facebook juga akan hadir.
Sesampainya di parkiran, seperti biasa kami ngambil motor dari parkiran dan pembayarnya dengan tarif 1000 rupiah per motor. Beda dengan parkiran acara tontonan di daerahku. Di daerahku jika ada tontonan dan itu penggemarnya banyak, maka tarif parkir semakin mahal, ada yang 2000-5000 rupiah per motor. Intinya tarif parkir mengikuti banyaknya penggemar di acara tersebut.
Tidak terasa, aku sudah sampai di kontrakan dengan selamat, alhamdulillah. Berharap dalam hati semoga Tuhan senantiasa memberkati setiap tingkah laku kami serta mengampuni segala dosa yang telah kami perbuat selama seharian suntuk.
Terakhir, teruntuk kawanku Lora, saya ucapkan terimakasih telah mengundangku dan mengisi sabtuku yang menjelang minggu.
Laden, 09 Februari 2020
Ket. Gambar: Area Warung Asela
#cerpen
Demikianlah Artikel Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu
Sekianlah artikel Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu dengan alamat link https://gpbn1.blogspot.com/2020/02/cerpensabtu-menjelang-minggu.html
Posting Komentar untuk "Cerpen_Sabtu Menjelang Minggu"