PUISI - JERITAN BUMI
PUISI - JERITAN BUMI - Hallo sahabat Breaking News, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul PUISI - JERITAN BUMI, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel puisi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : PUISI - JERITAN BUMI
link : PUISI - JERITAN BUMI
sebisa mungkin kaki dilangkahkan
melampaui batas keterbatasan
antara harapan dan keputus-asaan
di bumi yang sama
Tuhan ciptakan untuk di jelajah
sedang manusia lebih suka tiduran sambil berkhayal perempuan tanpa kutang
perutnya ingin kenyang
sedang sawah-sawah dijual pada kepala-kepala tambak dan gedung pencakar langit
anak istrinya ingin sehat
tapi biarkan asap beracun menyelimuti jendela rumahnya
jangan sekali-kali salahkan bumi
bila retak merobohkan tiang-tiang masjid dan warung penjual nasijangan seketika marah lantaran pohon mangga tak lagi berbuah
jika akarnya kau jabut sebelum batangnya gagah nan subur
ibarat berkeluarga
dalam sebuah rumah tidak cukup istri cantik
tapi tidak pintar mengaduk kopi dan menggoreng ikan
rasanya akan hampar bahkan lapar
atau cukup suami yang ganteng tapi hanya menjaga bantal dan kursi
niscaya dapur tak akan mengeluarkan asap
dan anak-anak akan nangis dan tak mau bermain
keluarga itu harus pintar menabung
di celengan, dibawah kasur, di saku celana
dan tentunya di tanah peninggalan nenek moyang
Pandian (warkop sabu), 18 Juni 2020
*nama pena dari Ach. Jazuli. Lahir dan besar dari keluarga tani
Anda sekarang membaca artikel PUISI - JERITAN BUMI dengan alamat link https://gpbn1.blogspot.com/2020/06/puisi-jeritan-bumi.html
Judul : PUISI - JERITAN BUMI
link : PUISI - JERITAN BUMI
PUISI - JERITAN BUMI
Ajaz elmazry*sebisa mungkin kaki dilangkahkan
melampaui batas keterbatasan
antara harapan dan keputus-asaan
di bumi yang sama
Tuhan ciptakan untuk di jelajah
sedang manusia lebih suka tiduran sambil berkhayal perempuan tanpa kutang
perutnya ingin kenyang
sedang sawah-sawah dijual pada kepala-kepala tambak dan gedung pencakar langit
anak istrinya ingin sehat
tapi biarkan asap beracun menyelimuti jendela rumahnya
jangan sekali-kali salahkan bumi
bila retak merobohkan tiang-tiang masjid dan warung penjual nasi
Baca Juga
jika akarnya kau jabut sebelum batangnya gagah nan subur
ibarat berkeluarga
dalam sebuah rumah tidak cukup istri cantik
tapi tidak pintar mengaduk kopi dan menggoreng ikan
rasanya akan hampar bahkan lapar
atau cukup suami yang ganteng tapi hanya menjaga bantal dan kursi
niscaya dapur tak akan mengeluarkan asap
dan anak-anak akan nangis dan tak mau bermain
keluarga itu harus pintar menabung
di celengan, dibawah kasur, di saku celana
dan tentunya di tanah peninggalan nenek moyang
Pandian (warkop sabu), 18 Juni 2020
*nama pena dari Ach. Jazuli. Lahir dan besar dari keluarga tani
Demikianlah Artikel PUISI - JERITAN BUMI
Sekianlah artikel PUISI - JERITAN BUMI kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel PUISI - JERITAN BUMI dengan alamat link https://gpbn1.blogspot.com/2020/06/puisi-jeritan-bumi.html
Posting Komentar untuk "PUISI - JERITAN BUMI"